Banyaknya masyarakat Wonogiri yang merantau membuat mereka menjalin silaturahmi dengan mendirikan sebuah paguyuban ataupun komunitas rantau. Seperti halnya masyarakat Ngadirojo yang menjadi kaum boro terutama di wilayah Jabodetabek berinisiatif membuat paguyuban “Sedulur Ngadirojo” atau yang sering mereka sebut paguyuban “ SN” .

Tujuan didirikannya SN sendiri adalah  untuk menjalin paseduluran warga masyarakat  Ngadirojo dimanapun berada serta untuk menciptakan ekonomi kreatif bagi anggotanya. Paguyuban yang kini berusia 1 tahun ini menggelar tasyakuran dengan tema SN bersinergi untuk Ngadirojo Wonogiri pada Minggu (12/03/2017) di Gunung Putri Bogor.

Acara tasyakuran selain dihadiri para anggota  juga dihadiri oleh 19 paguyuban Wonogiri dan tokoh tokoh masyarakat rantau seperti Leles Sudarmanto, Kidi Stallo dan dimeriahkan oleh penyanyi campursari Yati Hapsari.

Pembina Sedulur Ngadirojo, Suprihtini Wongso berharap Semoga SN akan lebih baik dan baik lagi, sehingga kami yang dirantau bisa benar-benar berkontribusi untuk kemajuan Ngadirojo khususnya dan Wonogiri pada umumnya. Para anggota  tambah solid dan silaturahmi semakin baik.

“Dalam ultah pertama Paguyuban Sedulur Ngadirojo di Gunung Putri, Bogor hadir beberapa paguyuban –paguyuban yang asalnya dari Wonogiri. Kebersamaan para perantau asal Wonogiri.  Kebersamaan para perantau asal Wonogiri yang berjuang mendapatkan kesejahteraan di luar Wonogiri perlu diapresiasi semua pihak khususnya pemerintah Kabupaten Wonogiri. Karena setelah mendapatkan kesejahteraan di perantauan juga banyak yang sudah berkontribusi untuk masyarakat Wonogiri, turut meringankan keluarga di kampung halaman, seperti yang sejauh ini sudah dilakukan oleh paguyuban Sedulur Ngadirojo yang telah membantu bedah rumah di wilayah Kec. Ngadirojo” ungkap Leles Sudarmanto di sela-sela acara.

Program sosial seperti bedah rumah yang dari tahun kemarin sudah terlaksana di Kecamatan Ngadirojo akan terus menjadi program SN berikutnya, serta akan berjalan kegiatan sosial lainnya seperti santunan anak yatim dan dhuafa.