BUPATI WONOGIRI PIMPIN APEL KESIAPSIAGAAN SERIBU RELAWAN BENCANA
WONOGIRI_ Tingginya potensi kebencanaan yang ada di Wonogiri menimbulkan keprihatinan tersendiri. Tercatat tahun lalu, ada 82 bencana yang memakan kerugian hingga Rp 1,9 M di Wonogiri. Maka antisipasi dan penanganan bencana harus jadi perhatian khusus.
“Apel kesiapsiagaan merupakan suatu sikap kita terhadap alam. Bagaimana di masa kecil saya, sungai saja bisa jadi teman dan wisata yang menarik. Bagaimana kondisi sungai kita sekarang? Yang ada jadi destinasi tempat sampah di kanan kiri, pendangkalan, dan kalau hujan satu smpai dua jam potensi banjir akan cukup besar,” ungkap Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat memimpin apel Kesiapsiagaan Seribu Relawan Bencana Kabupaten Wonogiri di lapangan desa Jaten, Selogiri, Sabtu (6/5).
Dituturkan Bupati yang akrab disapa Jekek itu, hal ini terjadi karena terjadi perubahan perilaku sosial kita. Tidak ada kesadaran dari pribadi dalam menjaga alam dan infrastruktur, yang kemudian berpotensi jadi bencana.
“Lalu bagaimana daerah resapan-resapan kita? Dulu, kalau cari rumput dan wisata, indah sekali hutan-hutan dan tanah lapang, oksigennya banyak dan menyehatkan. Sekarang apa yg terjadi dengan hutan? Memprihatinkan, terjadi eksploitasi yang luar biasa. Hutan yang menjadi pengendali banjir, saat ini tidak terkendali.”
Jekek menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat Wonogiri pada khususnya agar memahami kondisi riil yang ada, kemudian muncul kesadaran untuk melakukan langkah dan tindakan preventif guna mencegah dan mengurangi resiko bencana. Perlu menanamkan kesadaran bahwa kondisi kebencanaan yang muncul, selain faktor alam, juga tidak lepas dari sikap yang tidak merawat lingkungan dengan baik, karena dapat berakibat fatal. Relawan harus hadir dan mengedukasi pada masyarakat sehingga punya naluri dan cara pandang yang sama tentang kebencanaan.
“Jika kita melakukan pendampingan saya yakin kebencanaan di Wonogiri bisa ditekan sedini mungkin. Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk para relawan yang telah tulus ikhlas mengabdikan diri pada masyarakat. Inilah prinsip go nyawiji melu handarbeni bagi lingkungan.”