WONOGIRI_Droping air bersih, mesin pendorong air, besi pipa, dan bak penampung air untuk Wonogiri diserahkan oleh Didik Madiyono dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan diterima Sekda Wonogiri, Haryono, Kamis (21/9) di ruang Girimanik kompleks Setda. Cuaca ekstrim memang mengakibatkan beberapa wilayah di Wonogiri mengalami kekurangan air. “Sebenarnya Pemkab juga sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan kekeringan. Dua tahun berturut-tutut sudah tidak terjadi kekurangan air bersih. Karena kemarau ini cuaca sangat ekstrim, sehingga sejumlah sumber air mengalami penyusutan debit. Dampaknya terjadi krisis air bersih,” kata Sekda.
Diterangkan bahwa bantuan 1.000 tangki air setiap bulannya disiapkan Pemkab bisa disalurkan mulai Oktober. Sebab, baru saja APBD perubahan. Itu untuk mengantisipasi dampak kemarau lebih jauh.
Lebih jauh, Sekda menuturkan, jika saja sumber air bersih ada dan debitnya tetap, Bupati Wonogiri Joko Sutopo akan membuat kebijakan agar mengoptimalkan program disana. Komitmen pengentasan kekeringan secara permanen sangat tinggi.

“Tapi problemnya alam. Saat sumber diambil airnya, diangkat. Sumbernya turun atau mati sumbernya. Sehingga tidak terpenuhi dan harus di-dropping (air) itu hukum alamnya gitu,” imbuhnya.
Semisal ada sumber air yang debitnya tetap dan bisa mencukupi kebutuhan, imbuh sekda, maka Bupati akan fokus disitu. Dengan begitu, langkah pengentasan kekeringan secara permanen bisa terpenuhi
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Trias Budiono, sedikitnya 18 ribu jiwa di Wonogiri terdampak kekeringan. Diperkirakan ada 117 dusun di 25 desa yang terdampak kekeringan. Sebanyak 25 desa itu tersebar di tujuh kecamatan di Wonogiri. Tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan itu adalah Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko dan Giriwoyo, Giritontro, Nguntoronadi dan Tirtomoyo.(ADMIN2023)